Tri Hendro A. Utomo, 2009
Berbagai macam
reaksi orang ketika membaca berita tetang kerusakan lingkungan yang
terjadi. Ada yang langsung pindah ke berita yang lain, seolah-olah
berita itu sudah lajim terjadi. Ada yang berdecak sambil menggelengkan
kepalanya menggambarkan seolah-olah turut merasakan apa yang terjadi dan
merasa kekecewaan, namun langsung mencari berita lain sembari
menyalahkan orang lain yang menjadi penyebab kerusakan tersebut. Selain
itu ada juga yang langsung merasa kecewa terhadap apa yang terjadi dan
berpikir apa yang bisa dilakukannya. Namun reaksi yang lebih parah lagi
yaitu, ada yang mem “blow-up“ berita tersebut untuk kemudian mendapatkan keuntungan dari kejadian tersebut.
Memang tanpa kita
sadari permasalahan lingkungan lambat laun akan semakin parah. Isu
perubahan iklim dan pemanasan global menjadi salah satu isu utama pada
saat ini, yang dampaknya sudah mulai kita rasakan. Banyak dan bahkan
sudah teramat banyak berita baik di media elektronik dan cetak yang
mengabarkan hal tersebut. Lalu apa reaksi kita setelah membaca, melihat
atau mendengarkan berita tersebut. Apakah kita langsung mencari berita
lain, atau sekedar mengutuk orang lain yang kita anggap
bertanggungjawab. Atau segera mematikan lampu yang tidak berguna,
menaikkan suhu AC di ruangan, atau mematikan peralatan yang menggunakan
listrik di ruangan karena akan meninggalkan ruangan.
Eco-Office
Tanpa kita sadari
banyak hal-hal kecil yang dapat kita lakukan yang tanpa atau kita sadari
dapat mencegah atau memperlambat terjadinya kerusakan lingkungan, salah
satunya apa yang kita dapat lakukan di dalam aktifitas perkantoran. Eco-office,
mungkin sering kita dengar istilah ini, istilah yang pasti bukan dari
negara kita tercinta. Konsep ini diyakini dapat mengurangi konsumsi
keperluan perkantoran serta penggunaan energi, menciptakan lingkungan
kerja yang kondusif yang selanjutnya diharapkan dapat memberikan
kontribusi positif kepada perbaikan lingkungan. Sebagai salah satu
contoh yaitu, dengan bijak menggunakan listrik di kantor diharapkan
dapat mengurangi penggunaan energi yang berarti mengurangi penggunaan
bahan bakar sebagai penghasil energi listrik yang merupakan salah satu
kontributor pencemaran udara.
Banyak instansi atau institusi yang mengklaim telah menerapkan konsep eco-office
dengan berbagai macam variasi dan lingkup penerapan yang disesuaikan
dengan tujuan penerapannya. Memang belum ada definisi yang jelas
mengenai eco-office, namun tidaklah terlalu penting untuk
membahas definisinya, yang terpenting apa yang kita bisa lakukan untuk
perbaikan lingkungan dan mulailah melakukannya. Namun definisi dan
batasan tersebut dapatkan didefinisikan sesuai dengan tujuan dan sasaran
yang akan dituju dalam rangka penerapan eco-office tersebut.
The smallest scale is the environmental management of a
municipality‘s buildings – for example, the promotion of eco-offices
with measures for reduction of energy, water use, and solid waste,
increased recycling, green procurement and appropriate control of
chemicals”.
Steve Halls (UNEP): „Developing a Framework for a City-level EMS: Implications for Climate Protection“
Dari tulisan
tersebut mugkin bisa memberikan gambaran (hanya gambaran) mengenai
kegiatan apa saja yang bisa kita lakukan dalam eco-office diantaranya
mengurangi penggunaan energi, air, limbah padat, re-use, re-duce, re-cycle, penggunaan produk ramah lingkungan, melaksanakan green procurement serta kontrol terhadap penggunaan bahan kimia.
Berikut, mungkin usaha yang dapat kita lakukan atau didiskusikan mengenai langkah-langkah dalam melaksanakan eco-office. Langkah-langkah disusun untuk membantu dalam melaksanakan eco-office secara terarah dan terkendali serta effisien. Langkah-langkah berikut mencoba mengadopsi siklus „Deeming“ (PDCA, Plan – Do – Check – Act )
yang juga digunakan dalam Sistem Manajemen Lingkungan ISO 14001. Dari
siklus ini diharapkan adanya suatu perbaikan yang berkelanjutan sehingga
adanya peningkatan dalam pencapaian.
Sebelum masuk dalam
siklus PDCA, sebaiknya dilakukan terlebih dahulu kajian atau pemeriksaan
awal untuk mengetahui kondisi yang ada (existing condition). Maksud dari kajian tersebut adalah:
- Mengetahui kondisi atau keadaan yang ada, sehingga dapat diketahui permasalahan yang ada, yang selanjutnya untuk diperbaiki;
- Diketahuinya kondisi awal sebelum program dimulai, yang kemudian dijadikan perbandingan setelah program dilaksanakan, untuk mengetahui tingkat keberhasilan;
- Menentukan prioritas permasalahan untuk dilakukan perbaikan. Dalam menentukan prioritas permasalahan, salah satu indikator yang harus dipertimbangkan adalah dampak dari suatu kegiatan. Kegiatan yang mempunyai dampak penting selalu menjadi prioritas.
Kebijakan Lingkungan
Kebijakan lingkungan
berisikan komitmen atau janji yang akan dilakukan terkait pengendalian
aspek lingkungan yang akan dikelola. Kebijakan lingkungan juga menjadi
dasar penerapan eco-office.
Perencanaan (Plan)
Hasil dari kajian
tersebut ditetapkan prioritas permasalahan yang akan diperbaiki,
selanjutnya untuk melakukan perbaikan tersebut maka disusunlah suatu
perancanaan. Dalam perencanaan di tetapkanlah tujuan dan sasaran yang
akan dicapai. Dalam menentukan tujuan, hendaknya tujuan tersebut
spesifik dan terukur, sedangkan sasaran harus realistis dan dapat
ditelusuri serta ada batasan waktu. Dalam penentuan tujuan dan sasaran
keterlibatan dari Top Manajemen atau pimpinan puncak dari suatu
organisasi sangat diperlukan. Selanjutnya, dalam usaha pemenuhan tujuan
dan sasaran, maka disusunlah program pencapaian.
Tujuan :
Penurunan penggunaan listrik di kantor.
Sasaran :
Pengurangan penggunaan listrik pada akhir 2010 sebanyak 20% dari penggunaan tahun 2009
Pelaksanaan (Do)
Untuk memaksimalkan pelaksanakan eco-office pada
suatu perkantoran, perlu juga ketersediaan sumberdaya. Sumberdaya yang
dimaksud adalah Sumberdaya Manusia (SDM), keuangan, waktu dan lain-lain.
Jika sumberdaya telah tersedia, maka harus ditetapkan peran,
tanggungjawab dan kewenangan masing-masing person/unit dalam pelaksanaan
eco-office.
Hal yang juga penting dalam dalam pelaksanaan eco-office
adalah memiliki orang-orang yang berkompetensi untuk melaksanakan
tugasnya. Untuk memiliki orang-orang yang berkopetensi, dapat dihasilkan
dengan mengikuti atau menyediakan pelatihan yang dibutuhkan dalam
pelaksanaan eco-office. Selain itu juga, yang terpenting dalam pelaksaksanaan eco-office adalah peningkatan kesadaran para karyawan akan pentingnya melaksankan eco-office dalam membanu perbaikan kualitas lingkungan.
Pelaksanakan eco-office sebaiknya
dikomunikasikan kepada setiap orang, agar mengetahui dan terlibat dalam
pelaksanaannya. Selanjutnya, segala kegiatan yang terkait dengan
pelaksanaan eco-office didokumentasikan.
Untuk memudahkan pelaksanaan sebaiknya disusun Prosedur / Instruksi Kerja / Standar Operasional Procedure (SOP) yang diperlukan dalam pelaksanaan eco-office.
Pengecekan (Check)
Dalam rangka mengetahui efektivitas pelaksanaan eco-office, seharusnya melakukan pemantauan dan pengukuran secara berkala dalam rangka pelaksanaan eco-office.
Dari hasil pemantauan dan pengukuran tersebut dilakukan evaluasi
terhadap. Dari evaluasi yang dilaksanakan akan ditemukan ketidakesuaian,
untuk kemudian ketidaksesuaian tersebut dilakkan tindakan perbaikan dan
tindakan pencegahan untuk menghindari ketidaksesuaian.
Tahap selanjutnya adalah mengaudit pelasanaan eco-office, tujuan
dari pelaksanaan audit ini adalah untuk mengetahui sejauhmana hasil
yang dicapai dibandingkan dengan tujuan dan sasaran yang sudah
ditetapkan,
Tindakan (Action)
Pada tahapan ini,
dilakukan tinjauan managemen yang dilakukan oleh top manajemen. Pada
tahapan ini, pihak top managemen melakukan kajian terhadap: efektivitas
penerapan, tingkat pencapaian tujuan dan sasaran. Setelah mengetahui
efektivitas penerapan, tingkat pencapaian tujuan dan sasaran, maka di
susun tindaklanjut dan tindakan perbaikan dalam bentuk rekomendasi untuk
pelaksanaan program eco-office selanjutnya.
Gambaran pelaksanaan program eco-office
di atas merupakan gambaran jika dilaksanakan dalam skala besar yaitu
perkantoran, tapi jika anda ingin memulai, lakukanlah hal-hal sederhana.
Sebagai contoh, jangan mencetak halaman ini jika anda tidak perlu,
karena dengan mencetak anda telah menggunakan sumberdaya seperti
listrik, kertas dan tinta.
act local – think global.
0 komentar:
Posting Komentar